Evaluasi PPKM Mikro, Ning Ita Minta Warga Waspada Penyebaran Covid-19
Mojokerto – suaraharianpagi.com
Arahan Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Agus
Setiawan pada saat pelaksanaan Rakor Evaluasi PPKM Mikro Provinsi Jawa Timur,
Rabu (3/3), direspon cepat oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kota Mojokerto.
Berdasarkan data terakhir persebaran Covid-19, Kelurahan Wates memiliki jumlah
RT terbanyak yang terpapar Covid-19. Untuk itu, Wali kota Mojokerto, Ika
Puspitasari selaku Ketua Satgas menginisiasi Evaluasi PPKM Mikro di
Kelurahan Wates. Tepatnya, pada salah satu Posko Penanganan Covid-19 di Balai
RW Lingkungan Rajekwesi pada Kamis (4/3).
Pada evaluasi ini, Ning Ita didampingi
jajaran satgas Covid-19. Antara lain, wakil wali kota Achmad Rizal Zakaria,
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Deddy Supriadi, Dandim 0815/Mojokerto yang
diwakili Pabung Mayor. Inf. Nuriman Siswandi, Kajari Kota Mojokerto yang
diwakili Kasubsie Fandi Ardiansyah, dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo selaku juru bicara.
Dalam laporan yang disampaikan Lurah Wates
Amanullah Widi Prawiro Buwono, mulai tahun 2020 sampai dengan 3 Maret 2021,
total warga terkonfirmasi positif sejumlah 468 orang. Sebanyak 408 orang sudah
dinyatakan sembuh, meninggal 39 orang, dan yang dirawat di rumah sakit sebanyak
12 orang. Sedangkan, yang menjalani isolasi di Rusunawa ada 12 orang
serta 1 orang menjalani isolasi mandiri. Widi juga menyampaikan bahwa Satgas
Covid Kelurahan Wates telah menjalankan 11 upaya dalam rangka mengawal PPKM
Mikro. Diantaranya, melalui sosialisasi masif kepada warga melalui whatsapp
grup, himbauan langsung kepada masyarakat bersama para kader motivator,
Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas, penyemprotan disinfektan secara rutin, juga
koordinasi intensif dengan Ketua RT/RW untuk pemakaman warga terkonfirmasi
positif Covid-19.
Ning Ita menyampaikan, Kelurahan Wates
merupakan kelurahan terbesar di Kota Mojokerto, dengan 98 RT yang penduduknya
hampir 22 ribu. Kepadatan penduduk juga cukup tinggi dengan perumahan yang
jaraknya berhimpitan sehingga rentan penyebaran Covid-19. “Potensi penyebaran
covid cukup tinggi kalau protokol kesehatannya tidak ditegakkan. Tapi, kalau
protokol kesehatannya ditegakkan juga tidak akan ada masalah,” kata Ning
Ita.
Lebih lanjut, Ning Ita berpesan agar satgas
memperhatikan mobiltas warga. Mengingat, banyak warga Kelurahan Wates yang
bekerja di luar daerah. “Tracing dan testing sudah dilakukan dengan
sangat massif. Namun, yang perlu diperhatikan adalah interaksi dan mobilisasi.
Mobilisasi inilah yang harus dipantau betul. Sehingga, ke depan harapan kami
angka keterpaparan khususnya di Kelurahan Wates bisa kita turunkan,” pesan Ning
Ita. Ia menambahkan jika dalam satu RT sudah ada yang terpapar Covid
mungkin segera dilakukan penyemprotan, sehingga warga yang lain langsung
waspada.
Hal penting lainnya yang disampaikan oleh
Ning Ita adalah tentang penyintas covid dan pemakaman pasien Covid. Ning Ita
menjelaskan bahwa Covid bukanlah aib, sehingga penyintas Covid-19 jangan sampai
dikucilkan oleh warga. “Saya pernah terpapar Covid dan baik-baik saja. Pak
Kapolres juga pernah terpapar Covid juga baik-baik saja. Ini penyakit biasa
bukan aib. Jangan kemudian terkena Covid dianggap sebagai sesuatu yang buruk,
sesuatu yang negatif sehingga masyakarat menghindar. Covid adalah penyakit yang
bisa sembuh,” jelas Ning Ita. Terkait hal ini Ning Ita meminta para kader
motivator memberi penjelasan kepada warga. Sehingga, para penyintas Covid bisa
kembali berkatifitas tanpa dikucilkan oleh warga. Terkait pemakaman jenazah
Covid, Ning Ita juga menjelaskan sudah ada petugas khusus yang melakukan
pemakaman.