
Jombang
– suaraharianpagi.com
Demikian dr
Rastita Widyasari, Sp. PD (dokter spesialis penyakit dalam) RSUD Jombang saat berdialog dalam agenda Humas RSUD
Jombang Menyapa, Kamis (18/2). Dialog itu memberikan pencerahan tentang apa itu
virus corona, bagaimana menyikapi dan upaya apa yang harus dilakukan ketika
terkonfirmasi positif Covid-19.
Pandemi
Covid-19 belum berakhir, untuk itu kita harus tetap waspada dengan kondisi
sekeliling dan jangan sampai tertular. Apabila sampai terpapar Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan,
tidak perlu panik, dan jangan malu mengungkapkan. Covid bukan aib, covid bisa
diobati, dan jangan stres.
Lapor dan
datanglah ke pusat layanan pengobatan, Puskesmas atau ke RSUD Jombang.
Ungkapkan kepada petugas medis atas gejala yang dirasakan. Bila sudah mempunyai hasil rapid antibody atau
antigen atau PCR (polymerase chain
reaction), segera tunjukkan pada petugas medis. Sehingga penanganan akan lebih
terarah dan cepat, katanya.
Covid-2019
merupakan kepanjangan dari Corona Virus Disease tahun 2019. Infeksi coronavirus
ini menimbulkan manifestasi pada berbagai sistem organ dengan berbagai spektrum
derajat klinis. Pada kondisi kritis, penyakit ini dapat mengakibatkan gejala
kekurangan oksigen yang berat hingga berujung kematian. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, seperti lansia, orang dewasa, anak-anak, bayi termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Virus ini
bisa menular secara langsung maupun tidak langsung melalui percikan dahak dan
bersin (droplet) dari penderitanya ke orang lain. Tingkat penularan akan
semakin tinggi bila berada di ruang tertutup dengan sirkulasi udara yang kurang
baik, dalam jangka waktu lama, populasi yang padat, atau jarak yang dekat dengan
penderitanya.
Gejala awal
infeksi Covid-19 dapat menyerupai gejala flu dan gangguan pencernaan, antara
lain demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala badan lemah, mual muntah, maupun diare.
Gejala dapat memberat dengan manifestasi demam tinggi, batuk, sesak napas,
hingga penurunan kesadaran.
Dokter
Spesialis Penyakit Dalam alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya ini lebih lanjut menyampaikan ada 4 definisi operasional kasus
covid-19 yang patut dikenali: 1) Suspek, 2) Probable, 3) Konfirmasi, 4) Kontak
Erat.
Kasus
Suspek ini ditandai dengan adanya salah satu gejala sebagai berikut: demam akut
dengan panas ± 38oC, ada batuk, rasa kelelahan, sakit kepala, nyeri
tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, sesak nafas, mual/muntah, diare,
penurunan kesadaran ditambah dengan terpenuhinya kriteria epidemiologis
setidaknya 14 hari sebelum timbul gejala yang bersangkutan telah melakukan
aktifitas pada lingkungan berisiko tinggi, atau tempat yang sudah dinyatakan
transmisi lokal, atau seseorang yang menunjukkan hasil swab antigen positif”
ungkapnya.
Kasus
Probable yaitu pada pasien suspek yang menunjukkan gambaran radiologis yang
mengarah ke Covid-19 termasuk pada kasus suspek yang menunjukkan gejala yang
berat/kritis.
“Pada kasus probable ini, kadang memberi kesan
pasien dicovidkan. Pasien datang dengan kondisi kritis, hasil pemeriksaan
fisik, laboratoris, radiologis sangat sugestif ke covid-19, namun hasil
pemeriksaan swab pcr belum jadi. Pada kondisi ini, dilakukan prosedur
pemulasaraan jenazah sebagai pasien probable covid”, ungkap dokter yang aktif
hadir di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang ini.
Kasus ini,
lanjut dia, sering terjadi pada pasien yang memiliki riwayat penyakit penyerta
atau pasien lanjut usia. Kasus terkonfirmasi sudah jelas, yakni orang sudah
dengan status Covid-19 berdasarkan hasil PCR.
Kasus
Kontak Erat, inilah yang sering muncul dalam klaster keluarga. Pada kasus
kontak erat dilakukan tindakan karantina mandiri selama 14 hari (karena masa
inkubasi covid19 antara 2-14 hari) dan bila muncul gejala selama masa karantina
mandiri disarankan dilakukan pcr swab.
Tindakan
yang harus dilakukan apabila seseorang terkonfirmasi covid 19 tanpa gejala
ataupun gejala ringan adalah harus dilakukan isolasi mandiri di rumah selama 10
hari + 3 hari bebas gejala, sejak pengambilan spesimen swab PCR.
Pada saat
isolasi atau karantina mandiri di rumah, upaya yang bisa dilakukan antara lain:
hindari kontak langsung dengan orang yang sakit. Kenakan masker medis didalam
rumah, berbicara tidak berhadapan, jaga jarak minimal satu meter,sering-sering
desinfeksi peralatan yang sering disentuh, seperti gagang pintu, sering mencuci
tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
“Sendirikan
peralatan makan minum. Hindari tidur satu kamar dengan penderita, jikalau tidak
mungkin, karena kamar hanya satu maka tidurlah pada tempat (kasur) terpisah
atau setidaknya berjarak 1 m ” saran dokter spesialis alumnus Fakultas
Kedokteran Unair tahun 2018 lalu ini.
Selain itu,
hal yang biasanya diabaikan adalah penanganan sampah penderita. Untuk itu,
harus dibersihkan secara teratur, dikemas dengan wadah plastik rangkap, semprot
desinfektan, buang atau bakar pada tempat tertentu yang aman. Begitu pula
pakaian penderita, harus dicuci tersendiri, rendam dengan air panas 60-90 derajat,
kemudian dicuci dengan deterjen.
“Orang yang
membantu merawat harus menggunakan sarung tangan dan sesering mungkin cuci
tangan pakai sabun atau handsanitizer sebelum dan sesudah mengenakan sarung
tangan” tandas dr Rastita Widyasari Sp.PD
Selain
lingkungan harus bersih, ventilasi udara di rumah harus memungkinkan terjadinya
pertukaran udara yg lancar. Penderita juga harus mengkonsumsi makanan bergizi
yang cukup, terutama asupan vitamin C. Penderita, diajak berjemur sekitar 15
menit dibawah jam 9 pagi sambil olahraga ringan.
“Oiya,
jikalau kamar mandi hanya satu, maka penderita dikasih giliran paling akhir,
untuk memperkecil penularan pada orang lain, jangan lupa desinfeksi sebelum dan
sesuah pemakaian bersama di area yang sering disentuh” tuturnya.
Menurut dr
Rastita, terdapat 5 derajat klinis penyakit: tanpa gejala, ringan, sedang,
berat/Pneumonia berat, dan kritis (pasien dengan Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis).
Untuk
memastikan derajat klinis, penderita dipersilahkan datang ke RSUD Jombang,
tidak usah khawatir terinfeksi karena tata laksana layanan sudah
dipilah-pilah antara jalur covid dan non covid, baik yang rawat jalan
maupun rawat inap, melalui UGD maupun Poli umum.
“Penderita
penyakit ini bisa disembuhkan. Mengutip data Covid-19, 16 Februari 2021 pukul
13.00 WIB, secara Nasional: total penderita 1.233.959, sembuh 1.039.674
(84,25%). Di Kabupaten Jombang: 4.160 (sembuh 3.565/85,7% dan 178 pasien sedang
dirawat ) . Berdasarkan data ini, tingkat kesembuhan relatif tinggi, mencapai
85%. Sebab itu jangan panik, jangan stres, ayoo semangat untuk berobat, dengan
tetap memperhatikan langkah-langkah pencegahan penularannya,” pungkasnya.*ryan