Jombang - suaraharianpagi.com
Kepala Desa Kepuhrejo, Kecamatan Kudu,
Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Asiami, diduga membangun jalan menuju tanah
kebun milik perseorangan dengan menggunakan Dana Desa (DD) tahun 2019, sebesar
Rp. 38.904.000; tepatnya di Dusun Soko, Desa Kepuhrejo, dengan Volome
pekerjaan, panjang 180,855 meter dan Lebar 3 meter.
Pembangunan
jalan tersebut bukanlah untuk kepentingan masyarakat banyak, melainkan hanyalah
untuk kepentingan perseorangan pemilik kebun, karena diduga belum ada hibah
dari pemilik kebun.
Salah
satu warga yang tidak mau disebutkan namanya yang tinggal tak jauh dari lokasi
jalan yang dibangun Kepala Desa Kepuhrejo, Asiami mengatakan, “bahwa lokasi
jalan itukan jalan ketanah kebun milik pak Guru, bukan jalan desa, dari dulu
pak Guru memang membuat jalan setapak untuk menuju kebun mereka, setelah
tanahnya di bagi-bagi dan sudah banyak yang berpindah tangan atau dijual oleh
orang lain, baru jalan tersebut dibangun oleh Desa, diuruk dengan tanah uruk
biasa dan atasnya dilapisi urukan sertu ( pasir bercampur batu )” katanya.
Ia juga
menambahakan perlu diketahui bahwa urukan tersebut tidak ada pemadatan,
sehingga kondisi jalan setapak yang diuruk, tanah uruknya sudah melebar
kemanah-manah, dan urukan sertunya juga sudah dibawah air hujan ke tempat yang
rendah, disekitar kebun tersebut belum ada tempat tinggal orang, masih berupa
hamparan kebun Jati, kalau ada hanya tiga rumah di ujung urukan jalan yang
dibangun, tapi sudah ada jalan permanen disebelah utara rumah tersebut.
Jadi
tidak ada kepentingan masyarakat banyak untuk melewati jalan tersebut. Ada
dugaan Kepala Desa Kepuhrejo, Asiami, punya dekatan spesial dengan pemilik
Kebun, karena tanah perkebunan jati tersebut sudah dipatok - patok dan dijual
untuk umum.
Disamping
itu Kades Asiami, juga diduga sengaja memasukkan anggaran pembangunan jalan
menuju kebun milik perseorangan tersebut secara diam - diam tanpa melewati
proses yang sebenarnya.
Hasil
pantauan suaraharianpagi.com dilapangan, menunjukan bahwa lokasi jalan yang
dibangun menggunakan Dana Desa (DD) 2019, memang benar masih berupa hamparan
kebun jati, belum ada tempat tinggal orang di sekitar jalan yang dibangun
tersebut. Kalau ada tempat tinggal orang hanya di depan jalan masuk yang
dibangun dan ujung jalan yang diuruk pakai Dana Desa (DD) sekitar tiga rumah,
tapi disebelah utara rumah tersebut sudah ada jalan permanen.
Kondisi
urukan sudah morat marit melebar kemana-mana karena tidak dibangun TPT (Tembok
Penahan Tanah), urukan sertunya juga sudah tergerus air ujan ke tempat yang
rendah.
Dalam
papan nama kegiatanpun tidak transparan, tidak dicantumkan ketebalan urukan
tanah uruk juga ketebalan urukan sertunya. Sehingga ada dugaan mengurangi
volume pekerjaan.
Kepala
Desa Kepuhrejo, Asiami, ketika dikonfirmasi suaraharianpagi.com, 10/6/2020 diruang
kerjanya mengatakan, “bahwa pembangunan jalan tersebut sudah melaluli muserdes
desa. Sudah dimusyawarakan didesa mas. Ketika ditanya sudah dihibahkan ke Desa
jalan tersebut oleh pemilik tanah, dikatakan sudah, tapi tidak bisa menunjukan
surat hibah dari pemilik tanah, malah suaraharianpagi.com, disuruh tanya rekan
kerjanya, tanya temanmu kalau tidak percaya, sambil meninggalkan ruangan menerima
tamu dari Kabupaten Jombang. *ryan