Mojokerto - suaraharianpagi.com Budidaya Holtikultura dan tanaman obat keluarga (toga) menjadi daya tarik tersendiri. Selain karena proses yang mudah, juga tidak memerlukan pekarangan yang luas untuk menanam.
Dalam rangka optimalisasi lahan pekarangan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) guna meningkatkan Diversifikasi pangan menuju masyarakat yang sehat dan sejahtera, Pemerintah Kota Mojokerto mengadakan bimbingan teknis (Bimtek) budidaya Holtikultura dan Tanaman Toga di Aula Kantor Kelurahan Jagalan, Senin (5/6).
Kota Mojokerto merupakan Kota terkecil se-indonesia dengan luas 20km² dengan penduduk sekitar 140.000 jiwa yang secara tidak langsung ketersediaan pangan kita juga terbatas, baik dari segi pertanian perikanan maupun peternakan sehingga perlu tata cara sebaik-baiknya demi memenuhi kebutuhan pangan khususnya untuk Kota Mojokerto,” jelas plt DKPP Kota Mojokerto Mochammad Hekamarta Fanani dalam sambutannya.
Lanjut Heka, Dasar dari kegiatan ini merujuk pada undang-undang no. 14 tahun 2012 tentang pangan, peraturan pemerintah no. 17 tahun 2015 tentang ketahanan pangan dan gizi, peraturan pemerintah no. 86 tahun 2019 tentang keamanan pangan.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak masyarakat mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan yang ada guna memenuhi kebutuhan pangan di wilayah masing-masing. Memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta terkait tata cara budidaya tanaman, langkah-langkah yang benar dalam melakukan pembibitan dan perawatan.
Dengan melakukan pembudidayaan holtikultura dan tanaman toga, kelompok masyarakat dapat memperoleh hasil dan dapat dikonsumsi serta kedepannya bisa sebagai tambahan pendapatan keluarga,” jelas Heka.
Bintek ini dilaksanakan untuk memenuhi usulan-usulan dari masyarakat melalui musrenbang di tahun 2022 yang di gelar selama dua hari pada tanggal 5 dan 6 juni 2023 jam 8 sampai dengan selesai diikuti oleh 150 peserta yang terbagi menjadi 2 kelompok.
Dihari pertama ini diikuti 75 orang yang terdiri dari kelurahan magersari, wates, kedundung, kranggan yang di gabung menjadi satu sedangkan untuk hari kedua 75 orang dari kelurahan meri, mentikan dan kauman.
Masih Heka, Peserta Bimtek ini selain mendapatkan ilmu juga akan mendapatkan bantuan sarana penunjang seperti media tanam, cetok, polibag, cangkul, gembor, tanah tanam, pupuk kandang, pupuk NPK, dan sekam bakar yang nantinya langsung bisa di aplikasikan dengan didampingi oleh petugas dari DKPP,” terangnya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto Hj. Ika Puspitasari menyampaikan bahwa dengan sempitnya wilayah dan terbatasnya lahan di Kota Mojokerto ini harus ada satu solusi bagi warga kota yang membutuhkan untuk membudidayakan tanaman khususnya tanaman yang sangat di butuhkan dalam kebutuhan sehari-hari seperti tanaman obat.
Ning Ita sapaan akrab Wali Kota Mojokerto memberikan contoh pengalamannya manfaat toga yaitu rempah-rempah sebagai bahan dasar untuk minuman yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu tanaman toga ini perlu di tanam di masing-masing rumah karena faktanya memberikan manfaat, paling tidak untuk diri sendiri dan keluarga.
Kalaupun belum bisa dijual untuk meningkatkan tambahan penghasilan keluarga, dari pada beli lebih baik menanam sendiri di pot-pot menfaatkan teras rumah, pekarangan rumah itu sudah memberi manfaat dan tidak harus punya pekarangan luas," ujar Ning Ita.
Selain tanaman obat dari rempah-rempah, tanaman holtikultura merupakan yang paling penting karena saat ini dihadapkan pada kondisi kenaikan harga bahan pangan atau inflasi.
“Inflasi inilah yang menyebabkan beberapa negara di dunia mengalami resesi. Bahkan ada negara yang inflasinya hingga 98%. Salah satu contoh kenaikan beras. Itu untuk bahan pangan saja belum yang lainnya seperti gas yang merupakan bagian dari bahan keting,”jelas Ning Ita.
“Jadi inflasi itu tidak hanya dari bahan pangan tetapi dari bahan pokok dan penting (Bapokting) itu yang harus kita kendalikan bersama-sama,” tegasnya.
Perlu diketahui oleh semuanya, bahwa setiap hari senin ada rapat koordinasi pusat dan daerah tentang inflasi dimana rapat pusat dipimpin langsung oleh menteri, daerah seluruh kepala daerah mulai dari kapolres, kajati hadir secara zoom. Dan ketika data jawa timur di buka oleh kementerian, yang menjadi langganan pemicu inflasi salah satunya yaitu cabai,”terang Ning Ita.
“Komoditas yang menyumbangkan inflasi salah satunya adalah cabai. Karena itu sejak tahun 2022 saya menugaskan DKPP untuk membagikan benih cabai sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Itu sudah membantu negara untuk mengurangi inflasi,”Jelasnya.
Lebih lanjut Ning Ita menjelaskan karena ketika cabai menjadi bahan yang sangat diperlukan masyarakat dan hasil dari petani tidak seimbang dengan kebutuhan mengakibatkan harga naik, kenaikan inilah menjadi penyumbang inflasi meskipun angkanya nol koma sekian. Oleh karenanya ayo bantu pemerintah.
Melalui gerakan ini, Ning Ita berharap tidak hanya 150 peserta yang menjadi bagian sasaran Bimtek ini tetapi semua masyarakat Kota Mojokerto mendapatkan bagian benih cabai agar semua nanam di depan rumah.
Selain benih cabai yang merupakan salah satu komoditas yang menjadi penyumbang inflasi, maka di dalam Bimtek Holtikultura ini warga akan diberikan bibit tanaman yang bisa mendukung program penurunan stunting.
Angka stunting Kota Mojokerto sudah baik, tahun 2023 ini sudah turun di angka 3,12 dimana di akhir tahun 2022 di angka 4,28. Dua tahun kedepan, semua bercita-cita agar Kota Mojokerto zero stunting. Jangan angka ada lagi, anak-anak di Kota Mojokerto karena ini terkait dengan penyiapan generasi kedepan yang berkualitas,” ujar Ning Ita.
Dalam program ini, ada beberapa tujuan yang akan dicapai. Yang pertama mengupayakan kesehatan sekeluarga melalui budidaya tanaman toga, yang kedua cabai membantu negara untuk mengatasi inflasi, dan yang ketiga bersama-sama ikut menurunkan angka stunting dengan membudidayakan holtikultura.
Mohon ini semua dipahami agar sarana dan prasarana yang panjenengan terima, bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk tigal hal tadi,” pesan Ning Ita Menutup sambutannya.
Harapan Wali Kota Mojokerto, semua ini tidak hanya diterapkan untuk 150 orang saja, akan tetapi semua yang tidak ikut Bimtek bagian dari yang mendapatkan distribusi bantuan bibit sehingga bisa ikut budidaya.
Pada pembukaan Bimtek ini turut hadir Camat dan Lurah se-Kota Mojokerto serta Koordinator Penyuluh Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Massuhadak sebagai narasumber. *Adv/ds